Neoliberalisme VS Sosiolisme : Membangkitkan ekonomi kerakyatan
No. Panggil : | 330 |
Nama Orang : | Gatut Saksono |
Subjek : | |
Penerbitan : | Yogyakarta : Forkoma PMKRI, 2009 |
Bahasa : | Indonesia |
ISBN : | [978-979-19262-9-4] |
Edisi : | Cet. 1 |
Catatan Umum : | |
Catatan Bibliografi : | |
Catatan Seri : | |
Sumber : | Perpustakaan PTIK |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK |
Lokasi : | Lantai 2 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
330 | 01-10-7495 | TERSEDIA |
ringkasan buku.doc :: Unduh
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 8350 |
Sosiolisme Indonesia dari dahulu tidak pernah diujicobakan. ia selamanya (mungkin) hanya baru cita - cita. Kekuatan - kekuatan kiri yang menjadi pendukung cita - cita ini satu persatu tumbang, dimulai dari PSI dan PKI, disusul oleh Sukarno, PNI Front Marhaenis (sayap kiri), Partindo, Partai Murba hingga PRD dan pewarisnya.
Sejak Orde Suharto berkuasa peranan golongan kiri jauh merosot. Orba berhasil menumbuhkan kapitalis nasional dan kemudian memberi tempat pada Neoliberalisme. Ditengah serbuan Neoliberalisme melalui globalisasi ini sebenarnya gagasan penyeimbang dan perjuangan golongan kiri justru sangat diperlukan.
Untuk melawan ketidakadilan dan kemiskinan akibat ulah Neoliberalisme adalah dengan membangkitkan ekonomi Pancasila (kerakyatan) sebagai salah satu pilar Sosialisme - baru Indonesia.
Sejak Orde Suharto berkuasa peranan golongan kiri jauh merosot. Orba berhasil menumbuhkan kapitalis nasional dan kemudian memberi tempat pada Neoliberalisme. Ditengah serbuan Neoliberalisme melalui globalisasi ini sebenarnya gagasan penyeimbang dan perjuangan golongan kiri justru sangat diperlukan.
Untuk melawan ketidakadilan dan kemiskinan akibat ulah Neoliberalisme adalah dengan membangkitkan ekonomi Pancasila (kerakyatan) sebagai salah satu pilar Sosialisme - baru Indonesia.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive