Skripsi STIK-PTIK :: Kembali ::

Manajemen penyidikan dalam penanganan tindak pidana perdagangan orang oleh satuan reserse kriminal polres Bandung

Nama Orang : Suhardi Hery Haryanto
Subjek :
  1. TINDAK PIDANA-PERDAGANGAN ORANG
Penerbitan : Jakarta : PTIK, 2010
Bahasa : none
Deksipsi Fisik : xiii, 121 hal.: 29 cm
Catatan Umum :
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi : Lantai 3
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
55-10-022 TERSEDIA
Shelf
 55-10-022.pdf :: Unduh
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 42581
Tindak pidana perdagangan orang merupakan salah satu bentuk kejahatan baru sebagai bentuk lain dari perbudakan masa kini . Dalam perkembangannya, terriyata tindak pidana perdagangan orang ini semakin marak clan berkembang dengan pesat di seluruh dunia. Kajian yang dilakukan oleh ILO dan IPEC di Jawa Barat pada tahun 2004 menunjukkan bahwa anak-anak yang dilacurkan berasal dari daerah Indramayu, Subang, Cirebon, Banten, Karawang, Cianjur, Sukabumi, Kuningan, dan Bandung. Bertolak dari adanya kasus trafficking di wilayah hukum Pokes Bandung dan perlunya upaya Penyidikan Tindak Pidana Perdagangan Orang oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Bandung maka penelitian ini dilakukan.
Adapun permasalahan dalam penulisan ini adalah : Bagaimana fakta dan kondisi perdagangan orang di wilayah hukum Pokes Bandung, Bagaimana manajemen penyidikan dalam penanganan tindak pidana perdagangan orang oleh Satuan Reserse Kriminal Pokes Bandung dan Faktor-faktor apa yang mempengaruhi manajemen penyidikan dalam penanganan tindak pidana perdagangan orang oleh Satuan Reserse Kriminal Pokes Bandung. Pada kepustakaan konseptual penulis menggunakan beberapa konsep guna menganalisis permasalahan di atas, Konsep tersebut adalah : Konsep Manajemen Operasional Polri, Konsep Penegakan Hukum Soerjono Soekanto, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Konsep Penyidikan menurut KUHAP, Teori Kegiatan Rutin (Routine Activities Theory), Konsep Partisipasi Masyarakat. Dalam penulisan ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode Studi Lapangan.Adapun hasil analisis dari permasalahan yang pertama menyatakan bahwa berantas perdagangan perempuan di wilayah Polres Bandung merupakan salah satu tugas dan tanggungjawab yang dimiliki oleh Satuan Reskrim Polres Bandung untuk menindaklanjutinya melalui proses penegakan hukum. pada tahun 2006 sebanyak 2 kasus, pada tahun 2007 sebanyak 5 kasus, pada tahun 2008 sebanyak 8 kasus dan pada tahun 2009 sebanyak 10. Sedangkan kasus yang diselesaikan (Crime Clearence) pada tahun 2006 sebanyak 2 kasus, pada tahun 2007 sebanyak 5 kasus, pada tahun 2008
sebanyak 6 kasus dan pada tahun 2009 sebanyak 8 kasus.
Penerapan Konsep Manajemen Operasional Pain dalam proses Penyidikan telah dilakukan oleh Penyidik Satuan Reserse Kriminal Pokes Bandung dalam penyidikan tindak pidana perdagangan orang. Sebagaimana langkah-langkah penyidikan telah dilakukan melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan guna efektifitas dan efisiensi proses penyidikan terhadap penyidikan tindak pidana perdagangan orang.
Faktor yang mempengaruhi manajemen penyidikan dalam penanganan tindak pidana perdagangan orang oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Bandung, yaitu Faktor Sumber Daya Manusia dan Faktor Anggaran Penyidikan merupakan faktor penghambat manajemen penyidikan dalam penanganan tindak pidana perdagangan orang sedangkan Faktor Partisipasi Masyarakat dan Faktor Dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan faktor yang mendukung manajemen penyidikan dalam penanganan tindak pidana perdagangan orang.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive