Skripsi STIK-PTIK :: Kembali ::

Peranan tim SAR Satuan Brimob Polda Jabar dalam melakukan pencarian dan pertolongan korban bencana Tsunami di Pangandaran dan sekitarnya

Nama Orang : Wawan Setiawan
Nama Orang Tambahan :
Penerbitan : Jakarta : PTIK, 2008
Bahasa : none
Deksipsi Fisik :
Catatan Umum :
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi :
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
50-08-066 TERSEDIA
Shelf
 50-08-066.pdf :: Unduh
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 30503
Indonesia merupakan Negara yang memiliki kondisi geografis yang rawan terjadi bencana alam dimana memiliki kesamaan dengan Negara Jepang dalam hal seringnya terjadi gempa bumi, tanah longsor, erupsi vulkanik dan gelombang Tsunami karena Indonesia dan Jepang sama-sama berada pada posisi Pacific Ring of Fire. Tetapi, manusia punya kuasa, akal dan pikiran yang dapat digunakan untuk mereduksi dan meminimalisir kerusakan (Damages) yang ditimbulkan. Melalui penyusunan Disaster Management yang dilakukan pemerintah dengan mengeluarkan UU No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana diharapkan dapat mengantisipasi dan meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat bencana sehingga masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan dengan Bencana yang ada dengan kata lain bencana alam bukan sesuatu yang ditakuti tapi harus dihadapi. Polri memiliki kewenangan untuk menangani bencana seperti yang tertuang dalam pasal 14 ayat 1 bumf i UU No. 2 tahun 2002. Dalam penanganan tersebut Brimob merupakan kekuatan utama Polri dalam melakukan pencarian dan pertolongan (SAR) korban bencana. Dengan mengimplementasikan Polmas sebagai falsafah dalam pelaksanaan tugas diharapkan Brimob mampu mengatasi segala permasalahan yang berkaitan dengan tugas SAR di lapangan. Sebagai contoh yang telah dilaksanakan oleh Tim SAR Sat Brimob Polda Jabar dalam peristiwa bencana Tsunami di Pangandaran dan sekitarnya yang terjadi pada tanggal 17 Juli 2006. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perorangan dan satuan, tindakan yang telah dilakukan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas Tim SAR Sat Brimob Polda Jabar pada saat kejadian bencana Tsunami di Pangandaran yang dilaksanakan selama ±13 hari dari tanggal 17 s/d 30 Juli 2006. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriftif eksploratory dengan metode studi kasus untuk mengungkap fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih tiga minggu di Mako Satuan Brimob Polda Jabar, Pangandaran dan sekitarnya. Dari hasil temuan di lapangan, Satuan Brimob Polda Jabar memiliki personil yang siap untuk menanggulangi bencana alam akan tetapi peralatan yang ada masih kurang memadai. Tindakan yang telah dilakukan oleh Tim SAR Sat Brimob Polda Jabar di Pangandaran telah melaksanakan peranannya dengan mengimplementasikan Polmas sebagai falsafah dalam pelaksanaan tugas serta dalam koridor Manajemen Bencana (Disaster Management). Dan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan tugasnya tersebut antara lain faktor motivasi, partisipasi masyarakat, komunikasi, anggaran dan sarana prasarana pendukung dalam pelaksanaan tugas. Oleh karena itu, untuk pelaksanaan tugas kedepan, perlu dipertimbangkan agar Tim SAR Brimob didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan untuk keperluan pencarian dan evakuasi korban serta rehabilitasi sarana dan prasarana lingkungan yang hancur/rusak akibat bencana. Selain itu, juga hams didukung dengan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan kepada personil Brimob agar diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam berkomunikasi yang efektif dengan masyarakat sehingga dapat meraih simpati dan partisipasi dari masyarakat agar pelaksanaan tugas di lapangan dapat terlaksana dengan maksimal.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive