Abstrak
Prostitusi di kawasan Boker Jakarta Timur dikenal sejak tahun 1980-an sebagai prostitusi kelas rendahan yang kemudian berkembang menjadi kawasan prostitusi liar. Kawasan ini telah mengalami beberapa kali penertiban dan di kawasan ini telah dibangun sport centre dan mesjid untuk mengantisipasi praktek prostitusi liar. Akan tetapi praktek prostitusi liar tersbut msih saja berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan peranan Polrestro Jakarta Timur dalam penanggulangan lokalisasi prostitusi liar di kawasan Boker yang masih saja beroperasi walaupun telah serign dilakukan tindakan penertiban.
Pembahasan permasalahan dalam penelitian ini menggunakan teori manajemen, konsep penegakan hukum dan konsep ketertiban masyarakat.
Metode yang digunakan adalah metode Studi Lapangan dengan tehnik pengamatan (observasi) dan wawancara. Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif.
Temuan penelitian penulis adalah pertama, kawasan Boker masih merupakan kawasan prostitusi liar walaupun sering mengalami penertiban. Praktek prostitusi liar tersebut menggunakan warung remang-remang atau rumah penduduk. Kedua, penanggulangan praktek prostitusi liar di kawasan Boker Jakarta Timur oleh Polrestro Jakarta Timur dapat ditinjau dari segi manajemen, penegakan hukumnya dan segi ketertiban masyarakat. Dari segi manajemen, penanganan terhadap prostitusi Boker dilakukan dengan pemolisian tanpa upaya paksa dan pemolisian dengan upaya paksa. Penertiban yang pernah dilakukan oleh pihak Polrestro Jakarta Timur telah menggunakan fungsi-fungsi. Masih maraknya praktek prostitusi disebabkan kegiatan penanganan hanya terbatas pada penertiban saja dan tidak ada tindakan lanjut. Dar segi penegakan hukum, penanggulangan praktek prostitusi liar di Boker belum berjalan dengan baik atau dapat dikatakan tidak serius dikerjakan.Sedangkan dari segi ketertiban masyarakat, penanggulangan dilakukan karena kehadiran kawasan Boker membawa masalah lain di bidang ketertiban masyarakat.
Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah antara lain : (1) kawasan Boker telah ada sejak lama dan sering mengalami penertiban. Praktek prostitusi mengunakan warung remang-remang dan rumah-rumah masyarakat kawasan Boker, (2) penanggulangan terhadap prostitusi liar di kawasan Boker Jakarta Timur masih belum optimal dan masih kurang serius ada 3 faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penanggulangan praktek prostitusi tersebut antara lain belum adanya peraturan perundang-undangan yang secara jelas an.engatur tentang pelaku prostitusi liar . adanya keinginan dad para lelaki hidung belang untuk memuaskan nafsunya, komersialisasi seks oleh germo atau mucikari, dekadensi moral masyarakat di kawasan Boker, motif ekonomi dan perasaan darnailaman mengunjungi kawasan Boker. Sebagai saran antara lain : (1) perlu dilakukan penyelidikan lebih jauh untuk mengetahui pelaku praktek germo dan mucikari di kawasan Baker, (2) pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen secara baik bukan saja bersifat reaktif tetapi juga proaktif, juga perbaikan di bidang penegakan hukum dan (3) keadanya kerjasama secara berkesinambungan lintas sektoral untuk menangani Baker termasuk perbaikan di bidang manajemen dan penegakan hukum.