Abstrak
Pada hakekatnya tuntutan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas Polri merupakan salah satu kebutuhan dalam mewujudkan tuntutan masyarakat pada era reformasi. Pola kerja, pelayanan maupun tatanan kemampuan Polri harus dapat disesuaikan dengan berbagai tuntutan kehidupan dalam era reformasi tersebut. Kemandirian dan profesionalisme Polri akan terwujud dengan balk bila implikasi maupun aktualisasinya selalu ditanggapi dan dijabarkan, dan ditindakianjuti oleh para pihak yang bersangkutan dengan mendasarkan etika, dan tatanilai kehidupan masyarakat yang dihadapi. Tuntutan profesionalisme Polri berlaku pada semua fungsi termasuk fungsi Lalu Lintas (Lantas) seining dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana transportasi, maka semakin meningkat kebutuhan akan kendaraan bermotor. Dengan meningkatnya kebutuhan akan kendaraan bermotor tersebut, maka meningkat pula kepemilikan kendaraan bermotor oleh warga masyarakat. Namun di sisi lain dengan meningkatnya jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, maka meningkat pula kejahatan pencurian kendaraan bermotor.
Teori dan konsep yang digunakan adalah Profesionalisme, Penegakan Hukum, Tindak Pidana Pemalsuan Dokumen, Pencurian Kendaraan Bermotor, Teori Manajemen, Motivasi, Unit Registrasi dan Identifikasi Lalu Lintas, Mutasi Masuk Kendaraan Bermotor dan Teori Strain.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian field research atau penelitian lapangan, dan teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, telaah dokumen dan observasi. Dalam melakukan analisa data penulis menggunakan tahap reduksi data, sajian data dan tank kesimpulan.
Temuan penelitian, Adanya profesionalisme pada petugas mutasi kendaraan bermotor inl diharapkan: Mengubah pandangan masyarakat mengenai citra Polri khususnya petugas mutasi kendaraan bermotor rnenjadi balk dan ikut pula menangani atau pun membantu dalam mengungkapkan adanya pencurian kendaraan bermotor antar daerah. Dapat terlihat dari adanya 5 (lima) macam komponen yang dilakukan yaitu: (3) adanya mekanisme kerja (2) adanya rencana kegiatan (3) adanya analisa dan evaluasi (4)adanya sanksi yang diberikan kepada petugas yang menyimpang dalam melakukan tugasnya; (5) adanya pengawasan Faktor yang mernpengaruhi terdiri dari pendukung dan penghambat. Pendukung: Petugas mutasi memiliki: adanya SKEP Kapoida yang memerikan tunjangan umum, pengetahuan dan wawasan yang cukup, memiliki ketelitian dalam melakukan tugasnya dan peralatan deteksi keaslian administrasi yang dipunyai oleh Unit Reg Ident Sat Lantas Poires Kampar.
Saran. adanya bukti kasus BPKB palsu maka dipenlukan pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan tugas petugas mutasi masuk dalam kegiatan crosscheck ke Poida asal ketika melakukan mutasi masuk kendaraan bermotor.