Abstrak

Skripsi ini didasarkan pada peran petugas Polmas dalam melaksanakan kegiatan deteksi di wilayah Polsek Kali Banteng. Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana peran petugas Polmas dalam melaksanakan kegiatan deteksi di wilayah Polsek Kalibanteng. Adapun teori untuk membahas permasalahan yaitu teori komunikasi, teori manajemen, teori peran dan status, konsep Polmas, konsep deteksi dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif analisis dan teknik pengumpulan data wawancara, pengamatan dan telaah dokumen.

Skripsi ini menunjukkan bahwa pemahaman petugas Polmas akan konsep Polmas diakiulisasikan melalui togas, dan fungsi dalam pelaksanaan deteksi. Pemahaman para petugas Polmas hanya sebatas pada pengertian deteksi melalui pendekatan pada masyarakat. Walaupun pemahaman para petugas Polmas masih kurang akan tetapi sebenarnya mereka telah melaksanakan kegiatan deteksi berupa wawancara dan pengamatan di wilayah binaannya dengan menggunakan berbagai macam sumber (tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat) dan masyarakat yang dijadikan informan atau jaringan. Peran petugas Polmas Polsek Kali Banteng dalam pelaksanaan kegiatan deteksi dininya, diterapkan melalui perannya sebagai motivator, d inamisator dan sebagai jaringan informasi intelijen. Dalam perannya sebagai motivator, petugas Polmas Polsek Kalibanteng telah melakukan kegiatan yang bertujuan membangun kemitraan dengan masyarakat seperti kegiatan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat, agar masyarakat bersedia menaberikan informasi intelijen. Sebagai dinamisator, peran petugas Polmas di wilayah Polsek Kalibanteng belum maksimal, hal ini dapat dilihat dart minimnya kegiatan dan informasi intelijen dart FKPM. Sedangkan peran sebagai jaringan informasi telah dilaksanakan dengan baik, berupa pembuatan produk-produk laporan informasi intelijen. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan deteksi oleh petugas Polmas di wilayah Polsek Kalibanteng sebagai berikut : 1) Faktor yang menghambat pelaksanaan kegiatan deteksi adalah Faktor SDM (sumber daya manusia) atau kemampuan perorangan para petugas Polmas terutama kemampuan deteksi dini dan kemampuan berkomunikasi, serta belum maksimalnya dukungan dart fungsi-fungsi kepolisian lain. 2) Faktor pendukung adalah karena petugas Polmas direkrut dad petugas babinkamtibmas sehingga mereka telah menguasai wilayah binaan masing-masing, di mana setiap petugas Polmas telah membawahi satu kelurahan sesuai dengan Skep/433/VII/2006.

Berdasarkan temuan dan pembahasan maka disarankan sebagai berikut 1) Perlunya dilaksanakan pelatihan komunikasi efektif, 2) Perlunya Polsek Kalibanteng menentukan standard kineda bagi petugas Polmas, 3) Perlrmya Polsek Kalibanteng mengusulkan penambahan personel agar tidak terjadi rangkap jabatan, 4) Perlunya penunjukari petugas Polmas dilakukan melalui sinergitas antara fungsi.