Penelitian dilakukan dengan latar belakang betapa pentingnya sebuah informasi bagi komunitas Intelijen. Intelijen Kepolisian pada tingkat manapun tidak jarang kecolongan dengan tidak dapatnya terdeteksi sebuah ancaman faktuai. Akibatnya sangat fatal. Seperti berbagai kasus kejahatan konvensional hingga peristiwa peledakan bom. Semua itu dibutuhkan Satuan Intelijen yang memiliki kemampuan deteksi dini yang tinggi sehingga mampu memberikan peringatan dini kepada user. Adanya keterbatasan dalam mengumpulkan bahan keterangan atau informasi mendorong Badan lntelijen Keamanan menerapkan strategi Polsek Sebagai Basis Deteksi Dini. Dalam strategi ini menitikberatkan pada pemberdayaan para Bhabinkamtibmas sebagai Jaringan Intelijen. Pertimbangannya adalah karena merekatah petugas-petugas Pohl terdepan yang tangsung berhubungan dengan masyarakat. Logikanya, informasi akan mereka dapatkan langsung dari sumber utamanya dan bemilai akurat. Kecepatan dan kuantitas laporan sangat mendukung keberhasiian tugas-tugas Intelijen dan Kapolsek sebagai pengguna langsung. Pokok permasalahan skripsi ini adalah sejauh mana peranan Bhabinkamtibmas sebagai jaringan intelijen di Polres Subang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan peranan Bhabinkamtibmas sebagai Jaringan intelijen di Polres Subang, memberikan rekomendasi dalam pemberdayaan Bhabinkamtibmas sebagai Jaringan Intelijen serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan pendekatan tersebut, pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara dan pemeriksaan dokumen berkaitan dengan Bhabinkamtibmas. Berdasarkan data tersebut dapat ditemukan sejauh mana peranan yang telah dimainkan oleh para Bhabinkamtibmas di Polres Subang sebagai Jaringan Intelijen.
Penulis menggunakan kepustakaan konseptual Teori Peran, Teori Komunikasi dari Lasswell, Teori Motivasi A. Maslow, Teori Manajemen George R. Terry Berta Konsep-konsep Intelijen dan Bhabinkamtibmas. Hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa para Bhabinkamtibmas di Polres Subang belum melaksanakan perannya sebagai Jaringan Intelijen dengan maksimal, Hal ini disebabkan karena faktor eksternal seperti manajemen Kapolsek dan Kapolres serta faktor internal seperti anggota yang tidak termotivasi dan kurangnya pengembangan diri.
Penulis memberikan rekomendasi kepada Polres Subang untuk mengatasi kelemahan-ketemahan yang ada seperti melengkapi kesatuan dengan piranti-piranti lunak Polri, pelatihan dan pendidikan Intelijen, dukungan dana dan piranti keras yang memenuhi standar kinerja serta perbaikan manajemen tingkat Polsek.